Taubat Sejati Seorang Pemuda
Imam Malik bin Dinar mengajari kita dalam bagian ini tentang seorang pemuda kecil di waktu haji, dengan bertutur,"Ketika kami mengerjakan ibadah haji, kami mengucapkan talbiyah dan berdoa kepada Allah, tiba-tiba aku melihat pemuda yang masih sangat muda usianya memakai pakaian ihram menyendiri di tempat penyendiriannya tidak mengucapkan talbiyah dan tidak berzikir mengingat Allah seperti orang-orang lainnya.
Aku mendatanginya dan bertanya, mengapa dia tidak mengucapkan talbiyah ?'"Dia menjawab, "Apakah talbiyah mencukupi bagiku, sedangkan aku sudah berbuat dosa dengan terang-terangan. Demi Allah! Aku khuwatir bila aku mengatakan labbaik maka malaikat menjawab kepadaku, 'tiada labbaik dan tiada kebahagiaan bagimu'.
Lalu aku pulang dengan membawa dosa besar."Aku bertanya kepadanya, "Sesungguhnya kamu memanggil yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."Dia bertanya, "Apakah kamu menyuruhku untuk mengucapkan talbiyah? "Aku menjawab, "Ya."Kemudian dia berbaring di atas tanah, meletakkan salah satu pipinya ke tanah mengambil batu dan meletakkannya di pipi yang lain dan mengucurkan air matanya sembari berucap, "Labbaika Allaahumma labbaika, sungguh telah kutundukkan diriku kepada-Mu dan badan telah kuhempaskan di hadapan-Mu."
Lalu aku melihatnya lagi di Mina dalam keadaan menangis dan dia bekata, "Ya Allah, sesungguhnya orang-orang telah menyembelih korban dan mendekatkan diri kepada-Mu, sedangkan aku tidak punya sesuatu yang boleh kugunakan untuk mendekatkan diri kepadamu kecuali diriku sendiri, maka terimalah pengorbanan diriku. Kemudian dia pengsan dan tersungkur mati. Akupun mohon kepada Allah agar Dia mahu menerima amal ibadah dan pertaubatannya.
Sumber: Asyabalunal 'Ulama (65 Kisah Teladan Pemuda Islam Brilian), Muhammad Sulthan.
Aku mendatanginya dan bertanya, mengapa dia tidak mengucapkan talbiyah ?'"Dia menjawab, "Apakah talbiyah mencukupi bagiku, sedangkan aku sudah berbuat dosa dengan terang-terangan. Demi Allah! Aku khuwatir bila aku mengatakan labbaik maka malaikat menjawab kepadaku, 'tiada labbaik dan tiada kebahagiaan bagimu'.
Lalu aku pulang dengan membawa dosa besar."Aku bertanya kepadanya, "Sesungguhnya kamu memanggil yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."Dia bertanya, "Apakah kamu menyuruhku untuk mengucapkan talbiyah? "Aku menjawab, "Ya."Kemudian dia berbaring di atas tanah, meletakkan salah satu pipinya ke tanah mengambil batu dan meletakkannya di pipi yang lain dan mengucurkan air matanya sembari berucap, "Labbaika Allaahumma labbaika, sungguh telah kutundukkan diriku kepada-Mu dan badan telah kuhempaskan di hadapan-Mu."
Lalu aku melihatnya lagi di Mina dalam keadaan menangis dan dia bekata, "Ya Allah, sesungguhnya orang-orang telah menyembelih korban dan mendekatkan diri kepada-Mu, sedangkan aku tidak punya sesuatu yang boleh kugunakan untuk mendekatkan diri kepadamu kecuali diriku sendiri, maka terimalah pengorbanan diriku. Kemudian dia pengsan dan tersungkur mati. Akupun mohon kepada Allah agar Dia mahu menerima amal ibadah dan pertaubatannya.
Sumber: Asyabalunal 'Ulama (65 Kisah Teladan Pemuda Islam Brilian), Muhammad Sulthan.
Salam
Terima kasih atas komen yang diberi...Segala artikel dalam CINTA RASUL boleh saja di'copy' dan dimanfaatkan sebaik mungkin dimana-mana....
teruskan berdakwah fakhitah....mlh doakan kejayaan anti..
salam.... ada jga blog sprti ini..teruskan antum.. ana skong diblakang..
free bkalah blog ana atik497@gmail.com..
usaha trus...